laman

Jumat, 26 Agustus 2011

Pahit Manis

Sederet bangku kayu coklat yang sudah ditempeli nomor peserta ujian kenaikkan kelas sudah rapi, lantai sudah bersih, tidak ada sampah dan tidak ada kebisingan. Ternyata aku datang paling awal di hari itu. Ku lihat kertas legitimasiku, disana tertera namaku, nomor peserta dan nomor ruang. Aku berusaha mancari dimana ruangan tempatku ujian dan dimana aku duduk nanti. Tepat di dekat kantin, ruang bernomor 4 sudah menantiku. Perlahan-lahan aku berjalan menuju kesana. Langkahku terhenti didepan sebuah jendela kaca ruang 4, disana tertera nama peserta kelas X dan kelas XI. Ku baca satu-persatu sederet nama dari kelas XI tersebut, aku tersenyum karena aku baru menyadari aku satu ruangan dengan laki-laki yang mirip artis Kevin Julio. Aku lebih bahagia lagi ternyata dia akan duduk disebelahku. Dag-dig-dug rasanya bisa duduk bersebelahan dengan kakak kelas laki-laki yang selama ini aku puja. Teman-temanku pasti akan iri padaku.
Pukul 07.15 WIB bel berbunyi, saat dimana aku mulai bertempur dengan soal matematika, fisika dan ekonomi. Ketegangan di wajahku semakin terlihat. Ku menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya pelan-pelan.

“boleh pinjam pensilnya Dek?”

OH MY GOD si ganteng bicara padaku. Aku memberikan pensilku dengan agak salah tingkah. Dari situ aku tahu ternyata sebuah kalimat bisa membuat otak orang tak konsen mengerjakan soal-soal ujian.
Jam pertama sudah berakhir. Lanjut ke mata pelajaran selanjutnya, Fisika.
Dan lagi suara itu terdengar di telingaku.

“boleh pinjam penghapusnya Dek?”

OH MY GOD suaranya membuat memory rumus-rumus yang semalam kuhafal jadi hilang.

***

Lucu sekali saat kulihat si kakak ganteng itu menunduk dan melihat soal ujian yang ia pegang dengan tangan kirinya, terkadang ia melirik ke arah temannya untuk sekedar menanyakan apakah jawabannya  a,b,c,d, atau e. Tingkahnya itu yang membuat aku tidak bisa tahan melihat kearahnya, sampai-sampai waktu 90 menit untuk mengerjakan soal ujianku 50% kulakukan untuk melihat kegantengannya dan kelucuannya saat ia berusaha mencontek.

Ok untuk pelajaran fisika dia bisa berhasil mencontek dengan sempurna. Tapi untuk ekonomi, wow .... kali ini pengawasnya killer. Terdengar suara sedikit saja udah ditegur. Si kakak ganteng kebingungan menetukan bagaimana cara agar dapat mencontek dengan baik dan benar (lho?).
Dia melihat ke arahku, senyuman termanisnya dia buang untukku . Aku kaget setengah mati, keringat dingin bercucuran di tubuhku. Jantungku seakan-akan sedang memainkan bedug lebaran.

“Dek boleh minta bantuannya?” dia mengedipkan sebelah matanya.

OH MY GOD si ganteng meminta bantuanku.

“dengan senang hati kak” aku salah tingkah.

“tolong kamu tanyain semua jawaban dia (sambil menunjuk kearah wanita berkacamata yang duduk di kursi paling belakang sebelah kanan) nah nanti jawabannya kasih tau ke kakak ya? Pleaseeeee “
rayuannya sungguh manis seperti wajahnya saat dia bicara seperti itu. Aku tidak bisa menolak permintaanya, aneh, kurasa aku benar-benar menyukainya dan ingin memilikinya.
***
Bel berbunyi , treng... ! waktunya pulang.
“de makasih ya tadi kalo nggak ada ade , kaka nggak bisa ngerjain soal-soal itu.”
“iya kak sama-sama”
“Kakak pulang duluan ya, buru-buru soalnya. Kamu hebat deh nyonteknya”.  ucapnya sambil berlari kecil ke arah pintu gerbang.
“Makasih kak! ” aku sedikit berteriak.
Baru kali ini ada yang memujiku seperti itu. Aneh. Tapi aku merasa senang walaupun aku tau aku akan mendapat nilai ekonomi di bawah KKM, karena tadi aku belum sempat mengerjakan soal essaynya.
***
Keesokan harinya, sperti biasa aku datang paling awal pagi itu. Tak sabar aku menanti kedatangan si kakak ganteng pujaanku.

“Hai dek!”

OH MY GOD dia menyapaku duluaaaannn.

“hai juga kak” tanpa kusadari buku paket bahasa Indonesia dan kartu legitimasiku yang kudekap depan dada terjatuh dengan sendirinya.

Dia mengambil buku paket dan kartu legitimasiku. Dia membaca kartu legitimasiku.

“oohhh jadi nama kamu sasha... nama yang bagus de”

aku ingin meloncat-loncat dan berteriak AKU SENAAAAAAANG SI KAKAK GANTENG MAMUJIKUU! . namun niat itu kuurungkan setelah ku tau guru pengawas sudah masuk ke ruang kelas.

“kak mau minta bantuanku lagi nggak?” ucapku so imut.

“iya boleh de, tapi untuk kali ini kakak nggak bakal nyuruh kamu buat minta jawaban ke orang lain. Kasian kamu, nggak tega litanya masa wanita secantik dan selugu kamu kakak suruh-suruh?. Kakak boleh pinjem hp kamu nggak? Kakak lagi nggak ada pulsa.” Rayuan yang manis berpadu dengan wajah yang manis.

“ohh boleh kak, boleh banget!” ucapku yang so imut sambil memberikan sebuah hp sony ericsson berwarna pink.

Waktu terus berjalan. Kulihat si kakak ganteng sedang asyik-asyiknya sms-an sama teman-temannya untuk bertukar jawaban soal-soal ujian. Sungguh manis wajahnya ketika ia sedang menunduk melihat layar hp. Kupandang terus, terus, dan terus .. manis wajahnya seolah takkan pernah habis dimakan semut (lho?)

Tapi pandanganku kearahnya terhenti ketika guru pengawas berteriak “hei irfan kemarikan hpmu!”
Semua terkejut, apalagi aku. Nyatanya hp itu baru aku beli seminggu lalu dan sekarang dirampas oleh guru. Sedihnya.

Bel berbunyi.

“dek maaf ya gara-gara kakak hp kamu jadi dirampas”
“iya kak nggak apa-apa kok”
Tidak tau kenapa rasanya sulit sekali untuk bisa memarahinya.
“kakak pulang duluan ya!”
“oh iya kak silahkan”

Wajah tanpa dosa-nya tertutup oleh kegantengannya. Ku perhatikan terus saat Ia berjalan pulang, dia memegang hp dan memijit beberapa tombol di hp-nya. dia menelepon seseorang, aku tak tau siapa. Sial banget, aku tertipu. Dia bohong kalau hp-nya tidak berisi pulsa.
Aku mulai kesal, tapi entah mengapa aku tidak bisa memarahinya.
***
Malamnya,
Hp jadulku berbunyi. Tetet teteeet.. nomer asing mengirimkan sms. Isinya seperti ini:
Dek, ini kak irfan.
Maaf ya gara2 kakak hp kmu
jadi nggak bisa dibawa lagi.
Kakak tau no km dari temen kakak.

Aku senang, jingkrak-jingkrak tidak karuan, si kakak ganteng sms aku.
Malam itu kita sms-an sampai larut malam, seru juga kita bisa langsung nyambung satu sama lain. Dia curhat tentang masalahnya dengan pacarnya. Dia bilang baru putus, wowwww sepetinya aku punya kesempatan.
***
Dari saat itu sampai malam berikutnya aku selalu on time sms-an sama kak irfan. Tak terasa aku melewati malam-malam di hari ujian dengan sms-an dengan kakak ganten irfan. malam-malam yang indah yang takkan pernah kulupakan.

Tapi dihari terakhir aku ujian, beberapa musibah menimpaku. Aku dipanggil guru BK, aku dimarahi habis-habisan karena nilai ujianku di hari ke-1 sampai ke-5 semuanya ancur! Ditambah lagi aku sering kepergok mengobrol dengan kak irfan saat sedang ujian. Guru BK terus ngomel-ngomel, mulutnya seakan-akan tak pernah cape memarahiku. Dia bilang dia kecewa denganku, aku yang dulunya selalu mendapat nilai tertinggi sekarang terancam tidak naik kelas atau jikalaupun naik kelas, tidak bisa masuk jurusan ipa.

Huhh 3 jam didalam ruang BK membuat pungunggku pegal. Aku bingung apa yang harus kuperbuat, aku Sasha Maharani terancam tidak naik kelas ! oh tidak ...  jangan sampai itu terjadi. Aku merasa patah semangat. Tapi rasa patah semangat itu hilang ketika aku teringat akan kakak ganteng irfan. kucoba telfon dia, namun hpnya tidak aktif.

Diperjalanan pulang... aku melihat kakak gantengku dengan seorang wanita, aku berusaha positive thingking, mungkin saja wanita itu adalah saudaranya. Tapi kalau memang saudaranya, kenapa musti semesra itu? Kucoba menghampirinya. Kecewa yang kurasa saat kata “eh elo kasian banget dipanggil guru BK” terlontar dari mulutnya.

“kok kakak ngomong gitu sih?” mataku mulai meneteskan air mata.

“hak gue dong, elo siapa gue? Oh iya makasih ya udah bantuin gue nyontek waktu itu, makasih juga udah nemenin gue selama gue jomblo”

Oh Tuhan..... kali ini aku benar-benar patah semangat, ternyata aku cuma dimanfaatkan. Kalau aku tau akhirnya akan seperti ini, aku tak mau kenal sama kakak yang so ganteng itu. Cita-citaku terancam gagal akibat dari semua hal ini. Lengkap, ada manisnya ada pahitnya juga. Yang bisa kulakukan saat ini mungkin hanya menangis dan menyesal.

3 komentar:

  1. terharu+terhibur= gak tau mesti komen apa....
    Tapi... yang ula tau
    cinta jarang membawa ilmu,
    sebaliknya
    kadang kadang ilmu membawa cinta...

    #songong amat tuh cowo...

    BalasHapus
  2. Kayaknya butuh ending yang yaaaaa , long story but good :)

    BalasHapus