Pagi itu aku berangkat sekolah dengan wajah kusut,bibir sedikit manyun,mata berlinang, badan terasa lemas,dan berjalan dengan kepala menunduk karena aku tidak mau memperlihatkan mataku yang bengkak karena nangis semalaman. Memang tak aneh bagi teman-temanku jika aku seperti itu. ”berantem lagi sama pacar kamu ya Rin? Udah jangan difikirin nanti juga baikan lagi” hanya kalimat itu yang terlontar dari mulut mereka jika melihat aku seperti itu. Namun kali ini beda, tepat dihari ke 250 kita pacaran, kita resmi p-u-t-u-s. Sakit rasanya jika kita harus berpisah dengan orang yang kita cintai dan kita sayangi. Mungkin ini yang namanya patah hati.
Wajah kusutku ternyata malah membuat Sandy, sahabatku dari kecil tertawa. Aku kesal padanya karena dia seolah-olah tak mengerti perasaanku saat itu.
“Rina, kamu lucu deh” ledek Sandy.
“apaan sih kamu! Nggak lucu tau! Aku kan lagi sedih”jawabku kesal.
Sandy memang sudah jadi tempat aku mengadu sejak dulu,